Devika Mutiara KataDevika Mutiara Kata

  • Home
  • Motivasi
  • Inspirasi
  • Intuisi
  • Inovasi
  • Kontak

Ketika Manusia Sibuk Menyimak Cambuk Yang Merajuk

Devika Mutiara Kata
Devika Mutiara Kata
Thursday, 07 January 2021 / Published in Featured, Inspirasi, Intuisi, Motivasi, Trending

Ketika Manusia Sibuk Menyimak Cambuk Yang Merajuk

Ku berpikir di ujung sana ada sebuah mungkin. Ku berpikir di luar sana banyak wajah tanpa dosa. Menutup separuh mukanya tuk berdinamika. Mempertahankan hidupnya hanya demi menjaga populasinya. Yaaa, ku kira akan ada krisis oksigen dan antigen. Ku pikir di bumi menyerupai astronot yang berknock. Bergerilya berperang dengan apa yang tak bisa di pandang.

Waah,..bedebahku terlalu menjerapah. Pikiranku terlalu mengukir kekhawatiran. Menelisik hal-hal yang kurang asyik dan klasik. Mataku tegas menerabas, mengupas dan terus membahas. Tidaklah ku merugi mengkaji hal-hal yang mungkin saja terjadi. Berita yang membuatku sedikit menghilangkan gelora kegilaanku. Ku tepis dan ku tangkis dengan sebungkus bingkisan manis sang pelukis. Adalah harapan indahku di tengah wabah. Harapan indahku di tengah gundah gulananya jiwa. Smua ini membuatku jera dalam piara. Membuatku maskulin dengan disiplin adrenalin. Ku merasa selangkah hidupku akan tertumpu. Ku merasa selangkah hidupku akan memapah.

Kawan, bencana semakin menggila. Apakah kita akan ikut gila?,…berpikir mungkin itu boleh-boleh saja. Namun, damai ini hanya ada di sini. Yaaa, di sini pada hidup yang di jalani sekarang ini. Hidup yang nyata hanyalah ketika kita merasa ada. Di saat kita merasa terjaga dan mencubitnya dengan menyipit. Nanti, besok dan lusa adalah tanda tanya. Yang mesti kita perbuat sekarang dan kini, adalah semangat yang tetap menyengat. Tetap nyala walaupun gelap gulita. Gulita tak akan berasa, ketika kau tak pernah merasa nikmatnya khusuk dalam pejamnya mata. Dan terang adalah anugrah yang benderang.

Dengan demikian, jagalah sehatmu. Jagalah apapapun mengenaimu. Tentang kuatnya jiwa dan sehatnya raga. Aktifnya pikiran demi pikiran ini. Melingkar, memahami bersemayam dalam piagam. Jalan pikiran akan mengukir, tetap nyala dalam nyata. Pikiranmu yang akan membuatmu sehat dalam kuat. Pikiranmu yang akan menyetir kemanapun kau akan berparkir.

Kawan, ini jalan terberat yang kita babat. Jalan tersusah yang kita asah. Jurang menganga, tanjakan merangkak. Tongkat mendongkrak, jalanpun licin dan bercincin. Kita hanya menunggu satu komando, kita hanya berjalan satu arah. Sedangkan untuk memilih bathin ini terlalu prihatin. Jengah lengah terperangah tetaplah melangkah. Hidup ini perjuangan kawan, majulah. Hidup ini bertahan kawan, kuatkanlah,…

Suatu saat matahari kan bersinar seperti senar. Suatu hari hujanpun akan merintik pada titiknya. Angin kan berhembus dengan caranya. Alam akan berpaham, bahwa kita manusia kan ingat pada hakikatnya. Kita manusia, kan sadar dengan kekurangannya. Kita manusia, kan cepat mengerti apa yang dia ajari. Bahwa, kami tak layak merusakmu wahai alam yang rupawan.

Hai, tumbuhan! yang kaya akan oksigen. Kami tak akan menebangmu tanpa alasan yang tak jelas. Hai, air yang mengalir! kami kan menggunakanmu sebaik mungkin. Ku tau, tanpamu kami tak akan bisa hidup. Dan semua makhluk se isi alam sekalipun. Hai, apapun yang ada di alam ini. Kami kan saling mengerti satu sama yang lainnya. Cepatlah baik alamku, cepatlah,..kami paham yang kau maksud. Kami paham,…dan kami memahaminya….

Dan ketika kami tak ada di alam ini. Mungkin, tulisan inipun hanya akan menjadi saksi bisu keadaan di abad ini. Dan mungkin hanya akan menjelaskannya apa yang sebenarnya terjadi. Bahwa, betapa dahsyatnya bencana di musim ini. Aku menunggu baikmu alamku. Aku menunggumu,…

Hai alam! Berdamailah kita lagi. Seperti, yang pernah kita lakukan sewaktu dulu. Bercengkrama seiring sejalan. Ku tertawa riang gembira. Di atas dendangnya suara gendang yang menggadang. Ku merindu segala hal keelokanmu. Sungguh ku merindu,….

Kembalilah alamku,..kembalilah,…

Tagged under: Kisah hidup, Kisah sejati, Komunitas menulis, Komunitas penulis, motivasi, Motivasi diri, Motivasi hidup, Motivasi jiwa, Motivator indonesia

What you can read next

Kasih Sayangku Tidaklah Belang
Pengusaha Itu Adalah Penguasa Waktu
Bunga Itu Layu Sebelum Berkembang

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CARI POST

KATEGORI

  • Featured
  • Inovasi
  • Inspirasi
  • Intuisi
  • Motivasi
  • Tak Berkategori
  • Trending

POST TERBARU

  • Kedewasaan Membinasa Hal Tak Nyata

    Matamu yang sendu memandu sudut-sudut yang syah...
  • Ku Ingin Mengukir Senyum, Ketika Duri Berusaha Melukaiku

    Setelah ku berusaha menggali lapangan bebas ham...
  • 2021 Penataan Sang Biodata

    Tahun ini baru saja ku mulai, coretan biru meny...
  • Suara Itu Menyentuhku Dengan Halus

    Suara itu begitu lembut. Senyawa itu begitu ber...
  • Ketika Negara Merogoh Gembok, Saya Sibuk Melukis Majelis

    Tentang negara-negara yang mengunci dirinya, ne...

DEVIKA MUTIARA KATA

  • Home
  • Motivasi
  • Inspirasi
  • Intuisi
  • Inovasi
  • Kontak
Facebook Instagram Youtube

Copyright © 2019 DevikaMutiaraKata.com All rights reserved.

TOP